BUPATI CIREBON PIMPIN UPACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA KE-67 TINGKAT KABUPATEN CIREBON

dalamBupati Cirebon memimpin Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-67 dan Apel Hari Kesadaran Nasional Tingkat Kabupaten Cirebon Tahun 2015, Kamis (17/12) di Halaman Kantor Bupati Cirebon Sumber.

Peringatan ini dihadiri oleh para Kabag, Asda,  Staf Ahli Bupati dan seluruh Kepala OPD/Camat se-Kabupaten Cirebon serta seluruh Pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon.

Dalam Amanat Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo Bupati Cirebon menyampaikan konstitusi mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha mempertahankan keamanan Negara. Amanat konstitusi ini tentu saja lahir dalam ruang kosong, namun berakar dari sejarah perjuangan bangsa.

Republik Indonesia bisa berdiri tegak sebagai bangsa yang berdaulat tidak lepas dari perjuangan seluruh kekuatan rakyat, mulai dari petani, pedagang kecil, nelayan dan seluruh elemen rakyat lainnya untuk membela Tanah Air.

Tapak perjuangan rakyat untuk membela tanah air tercatat dalam lembaran sejarah ketika 67 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 19 Desember 1948, atas dasar Prakarsa MR. Sjarifoedin Prawinegara, dibentuk Pemerintah Darurat Indonesia di Sumatera Barat. Langkah tersebut salah satu upaya untuk menyelamatkan kelangsungan hidup negara sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Negara Republik Indonesia masih eksis. Peristiwa tersebut menunjukkan kepada kita semua bahwa membela negara tidak hanya dilakukan oleh militer dengan kekuatan senjata tetapi juga dilakukan oleh setiap warga negara dengan kesadaran melalui upaya-upaya non militer seperti politik maupun diplomasi.

Pada momentum Peringatan Hari Bela Negara hari ini, saya ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia belajar dari sejarah perjuangan bangsa untuk menatap masa depan.  Saat ini, tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan bangsa, sifatnya sudah multidimensi. Itu artinya, ancaman tidak lagi bersifat konvensional atau fisik semata akan tetapi berkembang baik fisik maupun non fisik. Ancaman berkembang menjadi multidimensi karena karakter ancaman dapat bersumber dari ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya sehingga hal ini mengharuskan kita untuk mendefinisikan ulang apa yang kita maksud dengan bela negara.

Saya ingin menegaskan tantangan besar dalam sejarah adalah bagaimana mempertahankan kelangsungan hidup kita sebagai bangsa yang berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi serta berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

Oleh karena itu, bela negara memiliki spektrum yang sangat luas di berbagai kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, sosial dan budaya. Bela negara bisa dilakukan oleh setiap warga negara dari berbagai latar belakang profesi. Bela negara bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari – hari sesuai peran dan profesi warga negara.

Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengajak seluruh warga negara untuk membangun keinsyafan bersama bahwa kelangsungan hidup kita sebagai bangsa bukan tergantung pada kekuatan militer semata. Kelangsungan hidup kita sebagai bangsa adalah penjumlah dari seluruh kekuatan rakyat. Dengan kekuatan rakyat semesta maka bangsa ini akan mampu menghadapi segala jenis ancaman dan tantangan. Itulah esensi dari sistem pertahanan rakyat semesta yang terbukti dalam sejarah bisa membuat republik ini berdiri tegak.

Akhirnya, saya juga mengingatkan kita semua bahwa tugas sejarah kita adalah membela negara ini dari kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan ketergantungan tugas Bela Negara ini adalah tugas yang sangat berat yang ada di depan mata kita saat ini. Tapi dengan semangat persatuan, kerja keras dan perjuangan kita bersama, tugas sejarah itu bisa kita pikul bersama.

(Bens/Edys,Diskominfo)

Translate »