Arak Arakan Memayu Kibuyut Trusmi

dalam n gal1Dalam rangka tradisi tahunan di daerah Trusmi pada tanggal            16 November 2014 dimulai jam 06.00 s.d. 09.00 dilaksanakan arak-arakan Memayu Kibuyut Trusmi dengan maksud ritual penggantian atap rumbia (Welit) menghadapi musim hujan.
Hadir pada kesempatan tersebut Muspika Plered, Kepala Desa Trusmi Wetan dan Kulon serta masyarakat desa sekitarnya.
Ider-ideran mengambil start (diawali) dari kompleks situs Buyut Trusmi di depan Kantor Kuwu Trusmi Wetan, dan memutar ke beberapa desa sekitar, kemudian finish ke Situs Buyut Trusmi. Ketua panitia yang juga Kuwu Trusmi Wetan, Kamal Bahari Al Kosim mengatakan, ritual Memayu Buyut Trusmi tersebut ditujukan untuk memohon kepada Allah SWT agar segera diturunkan hujan. Selain ider-ideran, digelar juga pergantian Welit (ilalang), tahlilan, pertunjukan seni seperti wayang dan organ. Lebih lanjut Welit ini  sebagai bagian dari prosesi Memayu Ki Buyut Trusmi untuk menyambut datangnya musim hujan. Sejumlah pusaka warisan Ki Buyut Trusmi serta hasil bumi ikut dikirab dalam prosesi ini. Tradisi merupakan warisan dan ritual turun-temurun, dan semua masyarakat di wilayah Trusmi dan sekitarnya menyambutnya dengan suka cita. Terbukti mereka secara sukarela menampilkan kreasi masing-masing.
Sementara itu, Camat Plered Drs. Azhar Riyadi mengungkapkan, usai karnaval akan diadakan pergantian welit atau ilalang pada atap situs Buyut Trusmi. Welit atau atap rumbia yang terbuat dari ilalang ini akan dipasang di komplek makam keramat Ki Buyut Trusmi. Penggantian atap juga berarti persiapan memasuki musim hujan. Tradisi Memayu ini merupakan perwujudan rasa syukur atas datangnya musim hujan. Bagi para petani, datangnya musim hujan merupakan berkah dari Allah, sehingga mereka dapat bercocok tanam.
Dalam prosesi ini, tumpeng raksasa, padi, sayur-mayur dan hasil bumi juga ikut dikirab. Bagi warga tradisi memayu ini menjadi ajang untuk mendapatkan berkah. Di tengah perjalanan, warga berebut mengambil nasi tumpeng dan hasil bumi. Tradisi semacam ini harus tetap dilestarikan, supaya anak cucu kita kelak dapat menikmati dan terus menghayati tradisi ini. Dalam rangka melestarikan adat istiadat dan budaya lokal, ke depan kami berharap ada sentuhan dari pemerintah dalam hal ini Disbudparpora menganggarkan di APBD Kabupaten Cirebon sekaligus dijadikan kalender wisata tahunan. (Edys/Sahidin  Diskominfo)

Translate »