KESIAPAN POLRES CIREBON DALAM MENGHADAPI OPERASI KETUPAT LEBARAN 2014

rekayasa masuk tol tegal karangDalam rangka persiapan jelang lebaran 1435 Hijriyah Polres Cirebon yang dibantu oleh Brimob Polda Jabar, Brimob Den C Polda Jabar, Dit Lantas Polda Jabar, Dit Pol Air Polda Jabar, dan BKO Mabes Polri pada 17 Juli 2014 telah mengadakan berbagai tindakan antisipasi yang berpotensi akan timbulnya gangguan dikarenakan beberapa faktor sebagai berikut: meningkatnya arus mudik dan arus balik lebaran, meningkatnya kebutuhan yang berakibat dapat meningkatkan tindakan criminal, meningkatnya harga kebutuhan masyarakat yang mengakibatkan bertambahnya jumlah pedagang, bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang tidak didukung dengan sarana dan prasarana jalan, adanya perbaikan jalan yang belum selesai, tuntutan THR dan kenaikan upah buruh, razia tempat hiburan, penjualan miras oleh ormas dan lain-lain.

            Berkaitan dengan hal itu Polres Cirebon menyiagakan dan menempatkan beberapa pos dibeberapa titik rawan yaitu: 2 pos utama, 13 pos pengamanan yaitu di Bunder, Jenun, Tegalkarang, Palimanan, Weru, Dukuhpuntang, Sumber, Tol Ciperna, Gronggong, Cipeujeuh, Tol Kanci, Gebang dan Pabuaran, kemudian 2 pos pelayanan yaitu di Plumbon dan Losari dan 82 pos Gatur.

            Untuk diantisipasi oleh para pemudik yaitu:

 Untuk daerah Bunder:

–          Jalan bergelombang, menikung dan perempatan

–          Pasar Sendang Tegal Gubug

–          kesadaran hukum pengguna jalan masih kurang

–          pasar pinggir jalan

–          naik turunnya penumpng dari angkutan kota disembarang tempat

–          banyaknya penyebrang jalan dan lain-lain.

Untuk daerah Jenun:

–          Persimpangan jalan

–          Pertemuan arus lalu lintas

–          Jalan bergelombang dan

–          Banyaknya pedagang asongan

Untuk daerah Junjang:

–          Jalan lurus

–          Pemisahan arus lalu lintas ke jalan tol

–          Kemacetan akibat kendaraan keluar masuk rumah makan dan

–          Salah masuk jalur tol

Untuk daerah Palimanan :

–          Pertemuan arus Jakarta Bandung

–          Angkutan kota yang mengetem

–          Pedagang asongan

–          Kemacetan arus lalu lintas dan

–          Angkutan umum yang semrawut

Untuk daerah Weru:

–          Persimpangan jalan

–          Pasar tumpah ( pasar Weru dan pasar Kue)

–          Banyaknya penyebrang jalan

–          Angkutan kota yang tidak tertib dan mengetem dalam waktu yang lama dan

–          Pedagang kaki lima dibahu jalan

Untuk wilayah Dukupuntang dan Sumber:

–          Jalan kecil

–          Banyak tempat wisata

–          Pasar tradisional

–          Banyaknya masyarakat yang berwisata dan

–          Pedagang tradisional dibadan jalan

Untuk wilayah Ciperna :

–          Jalan lurus

–          Keluar masuk pintu tol

–          Banyak kendaraan umum

–          Banyak  angkutan umum

Untuk daerah Gronggong :

–          Jalan tanjakan dan berkelok

–          Pedagang kaki lima dibahu jalan

–          Tempat nongkrongnya muda-mudi

–          Parkir yang sembarangan dan

–          Penumpukan arus lalu lintas

Untuk daerah Cipeujueuh :

–          Banyak becak dan angkutan umum yang mengetem

–          Banyaknya pedagang kaki lima dan

–          Banyaknya penyebrang jalan yang sembarangan

Untuk daerah Kanci :

–          Pertemuan arus lalu lintas

–          Banyaknya pedagang asongan

–          Banyaknya rumah makan

–          Banyak SPBU

–          Kendaraan saling mendahului

–          Rawan kemacetan arus lalu lintas

–          Perlambatan arus akibat kendaraan keluar masuk SPBU dan rumah makan dan

–          Rawan kecelakaan lalu lintas

Untuk daerah Gebang :

–          Adanya pasar tumpah

–          Banyaknya becak dan angkutan kota yang ngetem dan

–          Penyebrang jalan yang semerawut dan tidak teratur

Untuk daerah Pabuaran:

–          Adanya pasar tumpah

–          Banyaknya becak dan angkutan kota yang ngetem dan

–          Penyebrang jalan yang semerawut dan tidak teratur

–          Rawan kemacetan

–          Rawan kecelakaan lalu lintas dan

–          Banyaknya pangkalan-pangkalan ojek

Untuk daerah Plumbon dan Losari :

–          Banyaknya penyebrang jalan

–          Banyaknya pengendara roda dua yang memotong arus jalan protocol

–          Banyaknya becak yang mengetem dibahu jalan

–          Banyak pelanggaran lalu lintas

–          Rawan kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas

Sedangkan untuk median jalan yang rendah terdapat di jalur Susukan-Tegalkarang(Rawa Gatel) kemudian dijalur Palimanan-Plered (Plumbon), untuk upaya yang telah dilakukan kementrian PU median  jalan sepanjang 600m di wilayah Susukan Tegal Karang dengan ketinggian 40 cm, kemudian menyiapkan barrier bamboo cone untuk menutup sementara median jalan yang masih rendah.

Hampir sepanjang jalur Susukan-Palimanan (18km) tidak ada lampu PJU dan sepanjang jalur Asjap-Losari 25 km banyak yang padam Kemenhub sedang melakukan proses pemasangan lampu PJU di lokasi jalur Susukan-Palimanan sebanyak 200 titik sudah terpasang di 40 titik dan H-!0 diharapkan sudah terpasang semua.

Untuk kondisi pasar saat ini adalah:

# Pasar Tegalgubug#

–          Para pedagang kaki lima berjualan dibahu jalan

–          Parkir becak, kendaraan roda dua dan roda empat menggunakan bahu jalan

–          Tidak ada jembatan penyebrangan

–          Naik turun penumpang dan bongkar muat barang di bahu jalan

# Pasar Minggu dan Pasar Pasalaran#

–          Para pedagang yang menggunakan bahu jalan

–          Adanya terminal bayangan

–          Naik turun penumpang dan bobgkar muat barang dilakukan dibahu jalan

# Pasar Kue dan Pasar Gebang#

–          Bongkar muat barang dagangan menggunakan truk atau kendaraan besar yang menggunakan badan jalan

–          Becak yang melawan arus

–          Parkir kendaraan yang menggunakan badan jalan

Untuk kondisi rumah makan yaitu lahan parker yang sempit, banyaknya kendaraan atau pengunjung, keluar masuknya kendaraan menyebabkan kemacetan.

Kondisi Rumah sakit, dokter, paramedic dan ambulance siaga 24 jam, sedangkan untuk obat-obatan stoknya cukup.

Untuk data jalur jalan kereta api yaitu tanpa palang pintu 30 titik, berpalang pintu 13 titik, desa yang dilewati 48 desa dan jembatan kereta api ada 9 jembatan.

Translate »