PEMKAB CIREBON KAMPANYEKAN ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

8Pemerintah Kabupaten Cirebon mengkampanyekan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Perdagangan Orang (Human Trafficking), KDRT, dan Pornografi yang dihadiri ratusan pelajar SMP dan SMA.

Kampanye ini dihadiri Bupati Cirebon Drs. H. Sunjaya Purwadisastra, MM.,M.Si, Ketua P2TP2A Kabupaten Cirebon Hj Wahyu Tjiptaningsih, SE, Ketua P2TP2A Prov. Jawa Barat Dr Hj Netty Prasetiyani Heryawan, Kepala BP3AKB Provinsi Jawa Barat Dr. H. Nenny Kencanawati, M.Si Kepala BPPKB Kabupaten Cirebon H. Supadi Priyatna, SH.,M.Si,.para Kepala OPD, Camat, Ibu-ibu PKK dan undangan lainnya yang  digelar pada Kamis siang, (12/11/2015) di Kelurahan Babakan Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon bersama-sama menyuarakan Kampanye lewat tulisan “ Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Jawa Barat”.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Cirebon H. Supadi Priyatna, SH.,M.Si. mengatakan kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Cirebon itu karena beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan, budaya dan ekonomi.

Penyelenggaraan kampanye tersebut dihadiri oleh sekitar 1500 peserta dan diharapkan dengan kampanye itu dapat mengurangi kasus kekerasan pada anak dan perempuan yang sangat rentan terjadi di kehidupan sehari-hari.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Pemprov Jabar Dr. H. Nenny Kencanawati, M.Si mengatakan mengatakan kekerasan anak dan wanita timbul karena kurangnya pemahaman nilai-nilai agama serta keharmonisan dalam rumah tangga. Akhirnya psikologi anak terganggu dan tidak memiliki ketenangan dalam rumahnya.
“Permasalahan kekerasan ini sepertinya lebih banyak ditimbulkan dari masalah rumah tangga yang mengor­bankan perasaan anak-anak. Seharusnya orang tua bisa mengontrol dan bisa menjaga anak-anaknya agar tidak bergaul ke jalan yang salah,

Sementara Bupati Cirebon, Drs Sunjaya Purwadisastara MM MSi mengatakan banyaknya permasalahan sosial di masyarakat yang disebabkan banyak faktor dapat diselesaikan dengan sinergitas seluruh komponen masyarakat yang ada di daerah tersebut.

Sangatlah tepat Provinsi Jawa Barat mengadakan kegiatan kampanye ini dengan maksud memfasilitasi peran gugus tugas dalam mensinergikan kebijakan dalam pencegahan dan penanganan korban trafficking, kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan kerja sama dan komitmen dari semua bidang, masyarakat maupun gugus tugas berkaitan dengan perlindungan perempuan dan anak dapat lebih terpadu.

Melalui kampanye ini diharapkan bisa menekan, meminimalisir terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Cirebon.

Bupati meminta perhatian kepada para Camat, Lurah dan Kuwu se-Kabupaten Cirebon untuk bekerja sama dengan unsur yang terkait melakukan sosialisasi dan advokasi masyarakat di wilayh sebagai upaya pencegahan terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Bupati berharap kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai momentum pembenahan dan penataan kondisi sosial masyarakat serta untuk meningkatkan sinergitas kita dalam kerja dan meraih hasil yang optimal dan kedepannya akan berdampak kepada optimalisasi penengahan permasalahan yang berkaitan dengan perempuan dan anak di Kabupaten Cirebon.

Dihadapan para pelajar, Ibu Gubernur Dr Hj Netty Prasetiyani Heryawan selaku Ketua Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat menjelaskan  jenis kekerasan, terdiri dari yaitu kekerasan fisik, psikis, seksual dan ekonomi yang sering terjadi dalam keluarga. Selain itu, ada juga kekerasan bullying yang kebanyakan di lingkungan sekolah, Human Trafficking dan baru-baru ini sering terjadi kekerasan dalam pacaran.

“Ada hal yang penting untuk diketahui yakni empat wilayah terlarang untuk dipegang oleh orang asing bahkan orang yang dikenal namun mencurigakan, antara lain daerah muka, sekitar dada, diantara kedua belah kaki dan daerah belakang,” tegasnya.

Menurut Hj Netty, kekerasan itu terjadi karena bukan sedikitnya orang baik tetapi justru orang baik itu diam dan membiarkan kekerasan terjadi. “Maka  kita harus memperbanyak orang baik yang memiliki komitmen untuk bergabung menyelesaikan berbagai masalah kekerasan,” katanya

Hj Netty berharap masyarakat Jawa Barat dapat menjadi masyarakat yang sesanti “silih asah asih asuh”, bahwa kita tidak tinggal diam melihat berbagai bentuk kekerasan. Jika kita melihat dan merasakan bentuk kekerasan maka lakukan tolak, lawan, laporkan dan hentikan sekarang juga.

(Bens/Sahidin,Diskominfo)

Translate »